Kamis, 12 April 2012

Jagalah Diri dan Keluarga dari Api Neraka

Benarkah ia hanya kasih sayang belaka ?
 
Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang di muka bumi ini, nescaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti prasangka belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).” (Surah Al-An’am : 116)
 
Hari 'kasih sayang' yang dirayakan oleh orang-orang Barat pada tahun-tahun terakhir disebut 'Valentine Day' amat popular dan merebak di pelusuk Indonesia bahkan di Malaysia juga. Lebih-lebih lagi apabila menjelangnya bulan Februari di mana banyak kita temui jargon-jargon (simbol-simbol atau  iklan-iklan) tidak Islami hanya wujud demi untuk mengekspos (mempromosi) Valentine. Berbagai tempat hiburan bermula dari diskotik(disko/kelab malam), hotel-hotel, organisasi-organisasi mahupun kelompok-kelompok kecil; ramai yang berlumba-lumba menawarkan acara untuk merayakan Valentine. Dengan  dukungan(pengaruh) media massa seperti surat kabar, radio mahupun televisyen; sebagian besar orang Islam juga turut dicekoki(dihidangkan) dengan iklan-iklan Valentine Day.

 SEJARAH VALENTINE:
Sungguh merupakan hal yang ironis(menyedihkan/tidak sepatutnya terjadi) apabila telinga kita mendengar bahkan kita sendiri 'terjun' dalam perayaan Valentine tersebut tanpa mengetahui sejarah Valentine itu sendiri. Valentine sebenarnya adalah seorang martyr (dalam Islam disebut 'Syuhada') yang kerana kesalahan dan bersifat 'dermawan' maka dia diberi gelaran Saint atau Santo.
Pada tanggal 14 Februari 270 M, St. Valentine dibunuh karena pertentangannya (pertelingkahan) dengan penguasa Romawi pada waktu itu iaitu Raja Claudius II (268 - 270 M). Untuk mengagungkan dia (St. Valentine), yang dianggap sebagai simbol ketabahan, keberanian dan kepasrahan dalam menghadapi cubaan hidup, maka para pengikutnya memperingati kematian St. Valentine sebagai 'upacara keagamaan'.
 
Tetapi sejak abad 16 M, 'upacara keagamaan' tersebut mulai beransur-ansur hilang dan berubah menjadi 'perayaan bukan keagamaan'. Hari Valentine kemudian dihubungkan dengan pesta jamuan kasih sayang bangsa Romawi kuno yang disebut “Supercalis” yang jatuh pada tanggal 15 Februari.
 
Setelah orang-orang Romawi itu masuk agama Nasrani(Kristian), pesta 'supercalis'  kemudian dikaitkan dengan upacara kematian St. Valentine. Penerimaan upacara kematian St. Valentine sebagai 'hari kasih sayang' juga dikaitkan dengan kepercayaan orang Eropah bahwa waktu 'kasih sayang' itu mulai bersemi 'bagai burung jantan dan betina' pada tanggal 14 Februari.
 
Dalam bahasa Perancis Normandia, pada abad pertengahan terdapat kata “Galentine” yang bererti 'galant atau cinta'. Persamaan bunyi antara galentine dan valentine menyebabkan orang berfikir bahwa sebaiknya para pemuda dalam mencari pasangan hidupnya pada tanggal 14 Februari. Dengan berkembangnya zaman, seorang 'martyr' bernama St. Valentino mungkin akan terus bergeser jauh pengertiannya(jauh dari erti yang sebenarnya). Manusia pada zaman sekarang tidak lagi mengetahui dengan jelas asal usul hari Valentine. Di mana pada zaman sekarang ini orang mengenal Valentine lewat (melalui) greeting card, pesta persaudaraan, tukar kado(bertukar-tukar memberi hadiah) dan sebagainya tanpa ingin mengetahui latar belakang sejarahnya lebih dari 1700 tahun yang lalu.
 
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa moment(hal/saat/waktu) ini hanyalah tidak lebih bercorak kepercayaan atau animisme belaka yang berusaha merosak 'akidah' muslim dan muslimah sekaligus memperkenalkan gaya hidup barat  dengan kedok percintaan(bertopengkan percintaan), perjodohan dan kasih sayang.

PANDANGAN ISLAM 
Sebagai seorang muslim tanyakanlah pada diri kita sendiri, apakah kita akan mencontohi begitu saja sesuatu yang jelas bukan bersumber dari Islam ?
 
Mari kita renungkan firman Allah s.w.t.:
Dan janglah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya”. (Surah Al-Isra : 36)
Dalam Islam kata “tahu” berarti mampu mengindera(mengetahui) dengan seluruh panca indera yang dikuasai oleh hati. Pengetahuan yang sampai pada taraf mengangkat isi dan hakikat sebenarnya. Bukan hanya sekedar dapat melihat atau mendengar. Bukan pula sekadar tahu sejarah, tujuannya, apa, siapa, kapan(bila), bagaimana, dan di mana, akan tetapi lebih dari itu.
 
Oleh kerana itu Islam amat melarang kepercayaan yang membonceng(mendorong/mengikut) kepada suatu kepercayaan lain atau dalam Islam disebut Taqlid.
Hadis Rasulullah s.a.w:“ Barang siapa yang meniru atau mengikuti suatu kaum (agama) maka dia termasuk kaum (agama) itu”.
Firman Allah s.w.t. dalam Surah AL Imran (keluarga Imran) ayat 85 :“Barangsiapa yang mencari agama selain agama Islam, maka sekali-sekali tidaklah diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi”.
HAL-HAL YANG HARUS DIBERI PERHATIAN:-
Dalam masalah Valentine itu perlu difahami secara mendalam terutama dari kaca mata agama kerana kehidupan kita tidak dapat lari atau lepas dari agama (Islam) sebagai pandangan hidup. Berikut ini beberapa hal yang harus difahami di dalam  masalah 'Valentine Day'.
 
1. PRINSIP / DASAR
   Valentine Day adalah suatu perayaan yang berdasarkan kepada pesta jamuan 'supercalis' bangsa Romawi kuno di mana setelah mereka masuk Agama  Nasrani (kristian), maka berubah menjadi 'acara keagamaan' yang dikaitkan dengan kematian St. Valentine.
 
2. SUMBER ASASI
   Valentine jelas-jelas bukan bersumber dari Islam, melainkan bersumber dari rekaan fikiran manusia yang diteruskan oleh pihak gereja. Oleh kerana itu lah , berpegang kepada akal rasional manusia semata-mata, tetapi jika tidak berdasarkan kepada Islam(Allah), maka ia akan tertolak.
Firman Allah swt dalam Surah Al Baqarah ayat 120 :Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka.
Katakanlah : “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemahuan  mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.
3. TUJUAN
   Tujuan mencipta dan mengungkapkan rasa kasih sayang di persada bumi adalah baik. Tetapi bukan seminit untuk sehari dan sehari untuk setahun. Dan bukan pula bererti kita harus berkiblat kepada Valentine seolah-olah meninggikan ajaran lain di atas Islam. Islam diutuskan kepada umatnya dengan memerintahkan umatnya untuk berkasih sayang dan menjalinkan persaudaraan      yang abadi di bawah naungan Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Bahkan Rasulullah s.a.w. bersabda :“Tidak beriman salah seorang di antara kamu sehingga ia cinta kepada saudaranya seperti cintanya kepada diri sendiri”.
 
4. OPERASIONAL
Pada umumnya acara Valentine Day diadakan dalam bentuk pesta pora dan huru-hara.
Perhatikanlah firman Allah s.w.t.:Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaithon dan    syaithon itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”. (Surah Al Isra : 27)
Surah Al-Anfal ayat 63 yang berbunyi : “…walaupun kamu membelanjakan    semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat    mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati    mereka. Sesungguhnya Dia (Allah) Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”.
Sudah jelas ! Apapun alasannya, kita tidak dapat menerima kebudayaan import dari luar yang nyata-nyata bertentangan dengan keyakinan (akidah) kita. Janganlah kita mengotori akidah kita dengan dalih toleransi dan setia kawan. Kerana kalau dikata toleransi, Islamlah yang paling toleransi di dunia.
 
Sudah berapa jauhkah kita mengayunkan langkah mengelu-elukan(memuja-muja) Valentine Day ? Sudah semestinya kita menyedari sejak dini(saat ini), agar jangan sampai terperosok lebih jauh lagi. Tidak perlu kita irihati dan cemburu dengan upacara dan bentuk kasih sayang agama lain. Bukankah Allah itu Ar Rahman dan Ar Rohim.  Bukan hanya sehari untuk setahun. Dan bukan pula dibungkus dengan hawa nafsu. Tetapi yang jelas kasih sayang di dalam Islam lebih luas dari semua itu. Bahkan Islam itu merupakan 'alternatif' terakhir setelah manusia gagal dengan sistem-sistem lain.
 
Lihatlah kebangkitan Islam!!! Lihatlah kerosakan-kerosakan yang ditampilkan oleh peradaban Barat baik dalam media massa, televisyen dan sebagainya. Karena sebenarnya Barat hanya mengenali perkara atau urusan yang bersifat materi. Hati mereka kosong dan mereka bagaikan 'robot' yang bernyawa.
 
MARI ISTIQOMAH (BERPEGANG TEGUH)
Perhatikanlah Firman Allah :
…dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu termasuk golongan orang-orang yang zalim”.
 
Semoga Allah memberikan kepada kita hidayahNya dan ketetapan hati untuk dapat istiqomah dengan Islam sehingga hati kita menerima kebenaran serta menjalankan ajarannya.
Tujuan dari semua itu adalah agar diri kita selalu taat sehingga dengan izin Allah s.w.t. kita dapat berjumpa dengan para Nabi baik Nabi Adam sampai Nabi Muhammad s.a.w.
Firman Allah s.w.t.:
Barangsiapa yang taat kepada Allah dan RasulNya maka dia akan bersama orang-orang yang diberi nikmat dari golongan Nabi-Nabi, para shiddiq (benar imannya), syuhada, sholihin (orang-orang sholih), mereka itulah sebaik-baik teman”.
 
Berkata Peguam Zulkifli Nordin (peguam di Malaysia) di dalam kaset 'MURTAD' yang mafhumnya :-
"VALENTINE" adalah nama seorang paderi. Namanya Pedro St. Valentino. 14 Februari 1492 adalah hari kejatuhan Kerajaan Islam Sepanyol. Paderi ini umumkan atau isytiharkan hari tersebut sebagai hari 'kasih sayang' kerana pada nya Islam adalah ZALIM!!!  Tumbangnya Kerajaan Islam Sepanyol dirayakan sebagai Hari Valentine. Semoga Anda Semua Ambil Pengajaran!!! Jadi.. mengapa kita ingin menyambut Hari Valentine ini kerana hari itu adalah hari jatuhnya kerajaan Islam kita di Sepanyol..
“Wahai orang-orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS At-Tahrim: 6)
“Setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya tentang apa/siapa yang di bawah kepemimpinannya. Kepala negara adalah pemimpin. Seorang laki-laki adalah pemimpin atas keluarganya. Seorang istri adalah pemimpin atas rumah suaminya dan anak suaminya. Maka setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian akan ditanya (dimintai pertanggungjawaban) terhadap apa yang dipimpinnya.” (HR. Al-Bukhari no. 2554 dan Muslim no. 1829)
“Berilah peringatan kepada kerabatmu yang terdekat.” (QS Asy Syu’ara: 214)

======================
Bagi yg ingin bertanya, curhat, konsultasi, segala permasalahan (cinta, agama, keluarga, kehidupan, cara mengatasi sihir/santet/gangguan jin, dll) silahkan kirim pertanyaan ke: http://www.facebook.com/pages/Rumah-Rohis-Konsultasi-Remaja/189636341071382
===============
Syaikhul Islam Ibnu Tamiyah pernah berkata, “Tidaklah seseorang berharap dan bersandar kepada sesuatu makhluk pun, melainkan makhluk itu akan mengecewakan dan memupuskan harapannya. Namun barangsiapa menyerahkan segenap urusannya kepada Allah niscaya ia akan mendapat apa yang ia cita-citakan.”
Ibnul Qayyim berkata, “Empat hal yang menghambat datangnya rizki adalah [1] tidur di waktu pagi, [2] sedikit sholat, [3] malas-malasan dan [4] berkhianat.”
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda, “Maukah kalian kuberitahukan dosa besar yang terbesar?” Para Sahabat menjawab, “Tentu mau, wahai Rasulullah ” Beliau bersabda, “Berbuat syirik kepada Allah, dan durhaka terhadap orang tua.” ….. (Al-Bukhari dan Muslim)

Rabu, 11 April 2012

Titik Temu Islam dan Kristen

Sekali lagi tidak perlu memberikan pertimbangan yang melelahkan terhadap topik ini, melainkan hanya sedikit memberi titik tekan gambaran penting yang telah mempengaruhi hubungan-hubungan Muslim-Kristen.
Pada saat kaum muslimin menaklukkan Spanyol pada awal abad ke delapan, kaum muslimin jauh sebelumnya dari penduduk Eropa barat dalam kultur material mereka, yakni, dalam produk-produk teknologi mereka. Akan tetapi semenjak akhir abad ke delapan belas adalah bangsa Eropa Ottoman yang secara teknologi lebih unggul terhadap kaum muslimin yang, sekurang-kurangnya dalam teknologi kelautan dan militer mereka. Lebih dari itu revolusi industri yang secara esensial merupakan penerapan ilmu pengetahuan ilmiah dan teknologi proses manufacturing, untuk harus mulai dan senantiasa membarengkan momentum seluruh abad sembilan belas dan abad dua puluh. Salah satu penemuan agung adalah bagaimana memakai bentuk uap air. Ini adalah aplikasi pertama terhadap proses manufacturing, lalu untuk kereta api dan kapal laut. Ini berarti bahwa bahan-bahan makanan dapat diproduksi dalam jumlah yang besar dan lebih rendah nilainya, dan bahwa travel dan transport makanan yang sangat cepat. Menuju akhir abad ke sembilan belas datanglah mesin motor minyak, membawa perkembangan ke mesin mobil dan pelabuhan udara. Ilmu kelistrikan juga digunakan bagi semua bentuk tujuan.
Wilayah lain dimana kemajuan-kemajuan besar terjadi adalah pada transmisi warta-warta, perintah-perintah dan pesan-pesan verbal yang lain. Pertama datangnya telegrap dan telepon, kemudian telegrap dan telepon tanpa kabel, dan kemudian televisi. Akhirnya kita telah mempunyai alat alat bantu komputer dan elektronik yang lain yang lebih kompleks, atau paling tidak, hidup lebih cepat, pada konteks dewasa ini adalah penting untuk mencatat bagaimana kemajuan-kemajuan teknologi ini merubah gambaran-gambaran dasar kemasyarakatan manusia tertentu. Sebagaimana dikatakan oleh Bernard Lewis, pernyataan Kaisar Ottoman di akhir abad ke sembilan belas Masehi, "dalam dunia kereta api dan telegrap dari struktur feudal yang sudah tua dari Kaisar ini yang tidak dapat bertahan hidup lebih lama lagi." [5
]
Barangkali pengaruh yang paling serius bagi semua perubahan itu adalah karena mengambil bentuk kekuataan politik dan ekonomi yang luas di tangan segelintir orang. Ketika perseorangan itu mempunyai "kerajaan bisnis" yang terdiri dari beberapa perusahaan multinasional dan meliputi persuratkabaran dan televisi, maka sulit bagi pemerintah untuk mengontrolnya apabila dia mengelola urusan-urusannya secara hati-hati dan cermat. Ini adalah problem yang paling serius, yang pernyataan itu hanya tahap permulaan untuk sampai kepada terma-terma yang diinginkan. Kekuatan politik yang besar juga dimungkinan, namun berbagai ragam ini sesuai dengan tabiat dan tradisi sistem politik. Teknologi modern juga membutuhkan tingkat organisasi yang tinggi dan lalu pertimbangan-pertimbangan untung rugi akan membawa kepada adanya bahaya karena kebutuhan akan mesin-mesin akan mengambil urutan prioritas yang utama di atas kebutuhan-kebutuhan makhluk manusia, agar para pekerja membawa kehidupan untuk mencari nafkah hidup itu harus mengorbankan nilai-nilai esensi manusia yang sejati.
Percepatan yang lebih besar dan kemudahan transportasi telah menciptakan kemungkinan bagi sejumlah besar bangsa manusia untuk bersatu di kota-kota besar dan tempat-tempat pemukiman yang besar. Di beberapa bagian dunia, kecenderungan ini mengacu kepada kota-kota yang sedemikian luas yang menakutkan, sebagaimana rakyat yang miskin dari pergumulan orang pedalaman ke kota gubuk yang kumuh. Diharapkan bahwa kota-ota tersebut akhirnya akan kehilangan kekuatan yang atraktif ini. Namun jika tidak, ada tempat bagi pemerintah untuk mencari langkah-langkah untuk menjadikan negeri dan kota kecil agar lebih nyaman. Mobilitas penduduk yang lebih besar membawa kepada retaknya hubungan kelompok-kelompok keluarga tua, namun hal ini sebagian dapat diimbangi dengan bentuk-bentuk asosiasi baru, yang seringkali didasarkan pada kecenderungan yang umum. Keanekaragaman ini mulai dari partai-partai politik lokal sampai kepada klub-klub bagi para pendukung tim sepak bola atau bagi suatu hobbi yang umum. Yang paling penting adalah persatuan-persatuan perdagangan, yakni, bersatunya para buruh dalam industri untuk menjamin bahwa mereka ini secara jujur dihadapkan dengan manajemen. Hal ini menjadi penting sebagai industri yang lebih terorganisir secara baik, namun undang-undang juga diperlukan untuk mencegah penyalahgunaan kekuatan uni atau persatuan perdagangan tadi.
Transportasi yang mudah juga telah membawa makin meningkatnya perkampungan penduduk di luar negeri, baik hanya bersifat sementara maupun bersifat permanen. Pada akhir abad dua pulu, hal ini berarti bahwa di sana telah terjadi banyak percampuran-adukan yang lebih besar pengikut- pengikut dari agama-agama besar ketimbang yang pernah terjadi sebelumnya. Berbeda dengan kasus-kasus khusus yang merupakan pengecualian, seperti masuknya orang-orang yang beragama Kristen dan Yahudi ke Kerajaan Islam, agama-agama besar itu cenderung menjadi kenyataan di hampir pendudukan kawasan-kawasan dunia yang eksklusif dimana mereka ini predominan.
Kunjungan-kunjungan para pengikut dari agama lain biasanya jarang terjadi dan secara relatif tidak lama, agar supaya para penganut satu agama itu sedikit kontaknya dengan para penganut agama yang lain. Bahkan dalam kasus negeri-negeri Islam, secara relatif hanya sedikit ada kunjungan oleh para penganut agama non-Muslim dari luar; dan sebagian kecil umat Islam yang mengadakan perjalanan ke masyarakat Kristen Eropa. Pada dekade-dekade terakhir ini situasi tersebut telah berubah sama sekali secara sempurna dan sebagai suatu akibat semua agama-agama besar berfikir ulang bagi bentuk hubungannya dengan agama-agama lain.
Satu pengaruh khusus dari teknologi modern yang pantas dikatakan di sini secara khusus adalah disebabkan karena pengaruh teknologi modern itu langsung berkenaan tentang hubungan-hubungan Muslim-Kristen. Ini adalah hasil penemuan, dalam suatu dunia yang makin menjadi tergantung atas teknologi dengan bahan baku minyak, dari cadangan-cadangan minyak mineral di kawasan-kawasan yang berada di bawah kekuasaan Islam. Sebagai akibatnya, Iran dan sebagian negeri Arab telah menjadi negara kaya secara ekstrem. Negeri-negeri Islam ini harus menggunakan tekanan politik untuk memperoleh kontrol minyak mereka secara paksa dari barat, di Samping satu saat mereka mendapatkan kontrol yang dianggapnya mempunyai kemampuan mandiri untuk menghadapi problem-problem finansial dan komersial yang terlibat di dalamnya. Kendatipun demikian, ada pertanyaan yang khususnya kaum muslimin harus pikirkan, yakni, mengapa negeri-negeri Arab dengan kekayaan minyak yang melimpah itu tidak memberi berkah untuk mampu mengembangkan industri-industri sebagaimana dengan jalan yang sama bagi bangsa Jepang. Barangkali negeri negeri Arab dengan minyaknya yang melimpah ruah itu begitu kecil landasannya bagi ekspansi industri; melainkan ada faktor-faktor lain yang hendaknya dapat diperhatikan. Tak pelak lagi bangsa Arab di samping mempunyai tradisi keahlian finansial dan komersial, mereka agaknya tidak mempunyai pengalaman bagi organisasi industrial. Bahkan pada berbagai penilaian, tradisi Islam yang merasa cukup dengan dirinya sendiri itu menjadikan mereka tidak berkeinginan untuk belajar dari Barat. Saya tidak ingin memberi dugaan terhadap jawaban bagi pertanyaan ini, namun saya berfikir bahwa bangsa Arab muslim yang satu ini hendaknya memberi pertimbangan secara serius.
Pada dekade terakhir atau dua dekade terakhir ini juga telah dinyatakan bahwa tidak terhambatnya aplikasi-aplikasi teknologi pada skala luas dan pada semua macam bidang kehidupan ini akan membahayakan seluruh kehidupan mansia di planet ini. Ini secara langsung tidak menyentuh kawasan agama-agama, namun problem-problem yang sekarang bermunculan sedemikian luasnya itu hanya dapat diselesaikan oleh tindakan internasional. Agama-agama mempunyai sebagian peranan yang dapat dimainkan di sini dalam merumuskan norma-norma tingkah laku bagi digunakannya teknologi yang berbahaya dan dalam membantu tiap bangsa untuk menciptakan keputusan yang sebenarnya untuk bertindak pada jalan ini.

Pengaruh teknologi terhadap perkembangan hukum Islam

Islam adalah agama yang mengatur tentang aspek hidup dan kehidupan manusia, baik ukhrowi maupun duniawi dan Allah selalu menyuruh kepada seluruh umat manusia untuk berfikir tentang keesaan Tuhan, baik itu tentang kejadian alam dan hasil dari penciptaan manusia itu sendiri. Oleh karena itu Allah menganugerahkan fikiran yang dapat membedakan dari pada makhluk Allah lainnya. Dengan fikirannya manusia dapat menciptakan teknologi.
Manusia banyak mengalami perkembangan dalam teknologi serta tidak terlepas dari pedoman hukum yang merupakan norma-norma untuk mengatur kehidupan umat manusia. Yang ruang lingkupnya dalam segala tempat dan zaman tidak terlepas dengan suatu bangsa dan golongan. Hukum tersebut berkembang hingga saat ini dan melalui pasang surut.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih sehingga kalau hal ini ditangani oleh orang-orang yang tidak benar maka akan mengkhawatirkan dapat merusak peradaban umat manusia. Sebab apa yang telah dihasilkan oleh teknologi belum tentu dapat diterima dengan baik oleh akal fikiran sesuai dengan hukum yakni kembali kepada al-Qur'an dan Hadis, dengan menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an sesuai dengan situasi dan kondisi serta perkembangan zaman.
Sebenarnya Islam tidak memusuhi teknologi bahkan Islam mewajibkan mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan ibadah dan kesejahteraan hidup. Kalau umat Islam sudah mengetahui berbagai ilmu pengetahuan modern dan teknologi yang canggih tentu umat Islam tidak selalu berada dalam kemiskinan, keterbelakangan, ketergantungan kepada umat lain.
Pada hakekatnya manusia mencari ilmu pengetahuan untuk menggali dan memahami semua yang diciptakan oleh Allah. Sebagaimana Islam mewajibkan kepada umatnya untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga orang dapat berfikir dan mengetahui serta dapat memanfaatkannya.
Dalam penerapan teknologi menurut hukum Islam harus disertai dengan iman dan dapat menjaga eksistensi agama dari rongrongan dan gangguan pihak lain. Dan kita semua harus bisa untuk menanggulangi dampak negatif yang timbul dari teknologi itu sendiri.
Deskripsi Alternatif :

Islam adalah agama yang mengatur tentang aspek hidup dan kehidupan manusia, baik ukhrowi maupun duniawi dan Allah selalu menyuruh kepada seluruh umat manusia untuk berfikir tentang keesaan Tuhan, baik itu tentang kejadian alam dan hasil dari penciptaan manusia itu sendiri. Oleh karena itu Allah menganugerahkan fikiran yang dapat membedakan dari pada makhluk Allah lainnya. Dengan fikirannya manusia dapat menciptakan teknologi.
Manusia banyak mengalami perkembangan dalam teknologi serta tidak terlepas dari pedoman hukum yang merupakan norma-norma untuk mengatur kehidupan umat manusia. Yang ruang lingkupnya dalam segala tempat dan zaman tidak terlepas dengan suatu bangsa dan golongan. Hukum tersebut berkembang hingga saat ini dan melalui pasang surut.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin canggih sehingga kalau hal ini ditangani oleh orang-orang yang tidak benar maka akan mengkhawatirkan dapat merusak peradaban umat manusia. Sebab apa yang telah dihasilkan oleh teknologi belum tentu dapat diterima dengan baik oleh akal fikiran sesuai dengan hukum yakni kembali kepada al-Qur'an dan Hadis, dengan menafsirkan ayat-ayat al-Qur'an sesuai dengan situasi dan kondisi serta perkembangan zaman.
Sebenarnya Islam tidak memusuhi teknologi bahkan Islam mewajibkan mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kepentingan ibadah dan kesejahteraan hidup. Kalau umat Islam sudah mengetahui berbagai ilmu pengetahuan modern dan teknologi yang canggih tentu umat Islam tidak selalu berada dalam kemiskinan, keterbelakangan, ketergantungan kepada umat lain.
Pada hakekatnya manusia mencari ilmu pengetahuan untuk menggali dan memahami semua yang diciptakan oleh Allah. Sebagaimana Islam mewajibkan kepada umatnya untuk mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga orang dapat berfikir dan mengetahui serta dapat memanfaatkannya.
Dalam penerapan teknologi menurut hukum Islam harus disertai dengan iman dan dapat menjaga eksistensi agama dari rongrongan dan gangguan pihak lain. Dan kita semua harus bisa untuk menanggulangi dampak negatif yang timbul dari teknologi itu sendiri. 

resource :
  
 Pengaruh techno terhadap Islam 

Islam, Moslem and Modern Technology

In this interview, Professor Seyyed Hossein Nasr highlights the impact of modern technologies on human habitats and ecosystems. The destruction of environment by modern technology is seen as one of the most serious threats faced by humanity. Modern technologies have also replaced traditional methods of making objects of daily use. This replacement has serious consequences for the spiritual health of humanity. In discussing the impact of modern technology on the Muslim world, suggestions are made to preserve various aspects of Islamic civilization.
Keywords: Modern technology and its impact; Muslim world and modern technology; aspects of Islamic civilization; role of machine-made objects in the destruction of natural balances; traditional crafts and their spiritual significance; Islamic urban design; modern technology and Islamic civilization.
**********
In this article, modern technology refers to technologies which have been developed during and after the Industrial Revolution mostly in the West and which have now spread all over the world. There are two very different dimensions to this discussion: one pertains to the actual situation that exists in the world, that is, what is going on now; the other pertains to the question of what we believe should go on as far as the Muslim world is concerned. Let me give an example. There is no government in the Muslim world today which does not support any form of technology that brings with it either power or wealth. No one resists any form of technology that is believed to bring certain conveniences, like the cell phone which has spread like wildfire all over the world, and which has many detrimental effects upon the brain, as many studies are showing, though most people usually do not care too much about such negative factors--at least for now.

So, at that level, discussing the relationship between Muslims and modern technology is not efficacious in the sense that whatever form of technology comes on the market--and it is usually from the West, and occasionally from the Japanese and a few other peoples who invent new things--if these new technologies are perceived to bring wealth, power, or conveniences, they spread very rapidly among Muslims as elsewhere and it is no use talking to them about the danger of their spread with the hope of having any positive influence.
But there are other questions which can be discussed, for instance, the destruction of the environment which modern technology is causing. Then there is the dimension of this issue concerning what should take place. What should be the Muslims' attitude toward modern technology whose negative effects are obvious? It is about this dimension that I wish to say something and this is where the deepest issues lie. Otherwise, if we go on debating whether this particular country, or that particular country, has or is going to have or should have knowledge of nuclear engineering or certain types of lasers or this or that, this I think is a wasteful effort at the present moment, because we, who are supposed to be the intellectual figures of the Islamic world, who are supposed to clarify these issues, cannot do much at the level of action by Muslim governments and companies in relation to technology. There is, however, something very important that we can do and that is to create an understanding for the future as far as these issues are concerned. We are responsible for creating an awareness of what is really involved for Muslims when it comes to the adoption of modern technology. And in this domain, in fact, a number of people in the West have a much greater awareness of the dangers of technology than do people in Asia or Africa, who are on the receiving end of modern technology, and this itself is one of the major issues that should be discussed.
In light of this, I think we should turn to the issue of what the problems are which modern technology poses for Muslims, not only as ordinary human beings, but more specifically as people who belong to the Islamic religion and are rooted in the Islamic worldview; then to try and analyze these problems, and in light of that, to discuss what can be done, if anything, and what Muslims should do.
First of all, it is important to define terms. The word technology comes, of course, from the Greek word techne which means "to make" and is related to the word for art, which comes from the Latin word ars, also meaning to make, and both are related to the word san'at in Persian, or the word sina'ah in Arabic which we still use in these languages for both technology and art. Quite interestingly, the division has not yet come about for us, as it has in the West, where art is one thing and technology another, despite the fact that there are some modern sculptors who go to junkyards and put various parts of cars together and call it art. That is a minor matter.
What we have in the modern world is a situation in which technology in the modern sense is the source of most of the objects that surround human life, whereas, before the Industrial Revolution, when things were made by hand, the products of arts and crafts surrounded man's life. This is very important to understand. There is a qualitative difference, although the root of the word "technology" goes back to a Greek word with a very different meaning.
A very important event took place in the Industrial Revolution that completely changed the nature of technology. Machines were made as means to create objects for human beings in Western Europe and gradually elsewhere and they soon replaced human beings in many realms. Now what was the significance of this change that occurred? Let us take a concrete example. There were water wheels in ancient times and complicated clocks created by al-Jazar and many other Muslims, but ordinary objects of human life were still made by human agents. Moreover, there is a very big difference in the techniques used to make ordinary objects by hand and the ways of modern technology. Of course, there always was some technology like the water clock in Muslim lands, but it always remained secondary and peripheral. What surrounded life was the product of art and had a spiritual significance. It is very interesting to note that the very complicated machines made by Muslim scientists were considered mostly for play and amusement. They were not seen as a means of increasing production and serving economic purposes. This is very significant.
So there is a qualitative as well as a quantitative change that took place when the Industrial Revolution occurred. A number of eminent Western writers, going back to William Morris and John Ruskin in the nineteenth century and Ivan Illich and Jacques Ellul in the twentieth, wrote about certain negative aspects of modern technology that Muslims should know. Illich wrote a remarkable book, Tools for Conviviality, and the French author Jacques Ellul wrote The Technological Society. Ellul has recently turned against Islam because he does not understand it, but he has produced some important and profound critiques of modern technology in its relation to the human soul, the human spirit, and human society.
In the 1970's, I invited Ivan Illich to Iran and on purpose I organized a session that involved some of the higher authorities of the land who were in charge of various activities which required technology from the department (ministry) of national economy, the department of industry, and so on. Ivan Illich gave a talk to them on the significance of traditional technologies in contrast to modern technologies. He gave a simple example of a water closet. He said that if all the people of Asia and Africa were to have the same water closets as do the people of the industrialized societies in the West, that fact in itself would destroy the water system of the whole world. Everyone was shocked. These were all highly educated Iranian administrators, some on the ministerial level with advanced degrees from the best Western universities, and precisely because of that they did not have the least notion of what Illich was talking about. We have the same situation in Pakistan, in the Arab world, and in many other Muslim countries.

source : islam, moslem and modern technology